Caranya, yaitu dengan menyusunnya secara berjajar hingga menutupi semua permukaan tanah.
Kelebihan dari sistem ini adalah biaya yang dikeluarkan relatif terjangkau mulai dari penanaman, pemeliharaan, hingga pemindahan bibit dari bedengan ke tanah kosong.
Sedangkan kekurangannya Anda tidak bisa mengetahui secara pasti bahwa bibit dalam kondisi baik atau buruk.
Misalnya, ketika bibit ternyata terserang penyakit atau jamur, maka Anda tidak akan mengetahuinya sampai bibit tersebut dikeluarkan dari tempatnya.
Artinya, sistem ini bukanlah jawaban jika Anda ingin bibit-bibit Anda bebas dari penyakit.
Karena sistem ini hanya berfokus pada langkah untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman. b.
Maksudnya, dengan menggunakan rak, maka pe- makaian tempat menjadi lebih sedikit alias irit tempat.
Di samping itu, penggunaan rak bisa disesuaikan dengan jumlah potongan rimpang yang akan dijadikan bibit sehingga jumlah rimpang yang dibibitkan dapat lebih banyak ketimbang dengan sistem bedeng an.
Sebagai contoh, jika Anda hanya memiliki potongan rimpang sedikit, maka Anda cukup membuat rak tunggal beralas yang ter- buat dari bambu.
Tempatkan semua potongan rimpang di atasnya, kemudian taruh di tempat yang lembap, misal di gudang.
Namun, jika Anda memiliki banyak potongan rimpang dan khawatir akan memakan banyak tempat, maka Anda bisa membuat rak bersusun.
Caranya dengan membuat rak di mana kaki sebagai penopang harus terbuat dari bambu atau balok kayu.
Bahkan, jika Anda ingin membuat rak tunggal tanpa kaki pun, hal itu bisa dilakukan, yaitu dengan menempatkan rak langsung pada lantai.
Lalu, pasang balok atau bambu pada rak secara memanjang.
Diatasnya, letakkan bilah-bilah bambu secara melintang dengan ukuran sekitar 1 m.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah Anda dalam pengaturan serta pengambilan bibit yang telah bertunas. Penggunaan metode ini akan sangat tepat jika bibit yang And pembibitan dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa harus penggunaanrak bersusun dengan rak tunggal sebenarnya hampir Jika pada rak tunggal terdapat rak berjumlah 1-2 susun saja, miliki terlalu banyak.
Prinsipnya sama.
Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunannya maka pada rak bersusun terdapat rak sebanyak 4-5 susun.
Jarak tanam pada setiap susunnya ini berkisar antara 50-80 cm.
Bila Anda ingin bertanam jahe dalam skala besar, tentunya bibit yang dibutuhkan juga besar.
Untuk itu, diperlukan sebuah tempat bagi rimpang untuk bertunas, yaitu berupa rumah kecil yang dikhususkan untuk menyemai benih.
Tentu disesuaikan juga antara jumlah bibit dengan ukuran tempat.
Misal, untuk jumlah bibit sebanyak 10-20 ton, maka ukuran panjangnya sekitar 10-15 m, sedangkan lebarnya antara 8-10 m.
Selebihnya, sama dengan sistem rak tunggal yang sebelumnya telah lebih dahulu dijelaskan.
Kelebihan dari sistem ini adalah biaya yang dikeluarkan relatif terjangkau mulai dari penanaman, pemeliharaan, hingga pemindahan bibit dari bedengan ke tanah kosong.
Sedangkan kekurangannya Anda tidak bisa mengetahui secara pasti bahwa bibit dalam kondisi baik atau buruk.
Misalnya, ketika bibit ternyata terserang penyakit atau jamur, maka Anda tidak akan mengetahuinya sampai bibit tersebut dikeluarkan dari tempatnya.
Artinya, sistem ini bukanlah jawaban jika Anda ingin bibit-bibit Anda bebas dari penyakit.
Karena sistem ini hanya berfokus pada langkah untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman. b.
Sistem Rak Berbeda dengan sistem bedengan
Sistem Rak Berbeda dengan sistem bedengan, sistem rak lebih menekankarn pada efisiensi.Maksudnya, dengan menggunakan rak, maka pe- makaian tempat menjadi lebih sedikit alias irit tempat.
Di samping itu, penggunaan rak bisa disesuaikan dengan jumlah potongan rimpang yang akan dijadikan bibit sehingga jumlah rimpang yang dibibitkan dapat lebih banyak ketimbang dengan sistem bedeng an.
Sebagai contoh, jika Anda hanya memiliki potongan rimpang sedikit, maka Anda cukup membuat rak tunggal beralas yang ter- buat dari bambu.
Tempatkan semua potongan rimpang di atasnya, kemudian taruh di tempat yang lembap, misal di gudang.
Namun, jika Anda memiliki banyak potongan rimpang dan khawatir akan memakan banyak tempat, maka Anda bisa membuat rak bersusun.
Caranya dengan membuat rak di mana kaki sebagai penopang harus terbuat dari bambu atau balok kayu.
Bahkan, jika Anda ingin membuat rak tunggal tanpa kaki pun, hal itu bisa dilakukan, yaitu dengan menempatkan rak langsung pada lantai.
Lalu, pasang balok atau bambu pada rak secara memanjang.
Diatasnya, letakkan bilah-bilah bambu secara melintang dengan ukuran sekitar 1 m.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah Anda dalam pengaturan serta pengambilan bibit yang telah bertunas. Penggunaan metode ini akan sangat tepat jika bibit yang And pembibitan dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa harus penggunaanrak bersusun dengan rak tunggal sebenarnya hampir Jika pada rak tunggal terdapat rak berjumlah 1-2 susun saja, miliki terlalu banyak.
Lalu, pasang balok atau bambu pada rak secara memanjang
Ya, dengan menggunakan rak bersusu repot memikirkan tempat atau cara mengontrolnya.Prinsipnya sama.
Perbedaannya hanya terletak pada cara penyusunannya maka pada rak bersusun terdapat rak sebanyak 4-5 susun.
Jarak tanam pada setiap susunnya ini berkisar antara 50-80 cm.
Bila Anda ingin bertanam jahe dalam skala besar, tentunya bibit yang dibutuhkan juga besar.
Untuk itu, diperlukan sebuah tempat bagi rimpang untuk bertunas, yaitu berupa rumah kecil yang dikhususkan untuk menyemai benih.
Tentu disesuaikan juga antara jumlah bibit dengan ukuran tempat.
Misal, untuk jumlah bibit sebanyak 10-20 ton, maka ukuran panjangnya sekitar 10-15 m, sedangkan lebarnya antara 8-10 m.
Selebihnya, sama dengan sistem rak tunggal yang sebelumnya telah lebih dahulu dijelaskan.
Comments
Post a Comment